Pendaftaran Kader PDI Perjuangan

Gubernur Koster Ajak Tokoh Hindu di Bali Solid Jaga Alam, Manusia dan Budaya Bali

  • 08 Oktober 2022
  • Oleh: PDI Perjuangan Bali
  • Dibaca: 619 Pengunjung

Denpasar - Gubernur  Bali,  Wayan Koster mengajak seluruh Tokoh Umat Hindu di  Bali agar kompak, solid, utuh, satu persepsi dan satu langkah menjalankan tatanan kehidupan di  Bali dengan nilai adat istiadat, tradisi, seni budaya, dan kearifan lokal  Bali sebagai ujung tombak untuk menjaga kekayaan alam, manusia dan  budaya  Bali.

Ajakan tersebut digelorakan secara langsung oleh orang nomor satu di Pemprov  Bali ini dan seluruh Sulinggih, Dirjen Bimas Hindu, I Nengah Duija, serta  umat Hindu yang hadir memberikan apresiasi tepuk tangan dalam acara Simakrama dengan Tokoh Umat Hindu se- Bali yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu, Kementerian Agama di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Denpasar, Minggu (Redite Umanis, Klawu) 2 Oktober 2022.

Alasan kuat Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini mengajak seluruh Tokoh Umat Hindu di Bali menjaga kekayaan alam, manusia dan budaya Bali, karena dalam sejarahnya Pulau Bali telah ditata oleh orang-orang suci secara ‘Ngider Buana’ lengkap dengan tatanan budayanya yang sangat adi luhung, hingga menjadikan Bali sebagai daya tarik mancanegara serta memiliki taksu bahkan dikenal ‘Tenget’.

Untuk melestarikan warisan  budaya  Bali yang adi luhung tersebut, mantan Anggota DPR RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini sejak menjadi  Gubernur  Bali telah menancapkan visi Nangun Sat Kerthi Loka  Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju  Bali Era Baru dengan memperkuat program prioritas dibidang Adat, Agama, Tradisi, Seni dan Budaya melalui Peraturan Daerah Provinsi  Bali Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat di  Bali, Peraturan Daerah Provinsi  Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan  Bali, Peraturan  Gubernur  Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra  Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa  Bali, hingga Peraturan  Gubernur  Bali Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat  Bali.

Sehingga kepada Dirjen Bimas Hindu yang baru dilantik (Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si), dimintanya untuk meningkatkan kualitas SDM Umat Hindu melalui lembaga pendidikan Hindu yang bersinergi dengan Desa Adat di  Bali pada khususnya membangun pasraman dari tingkat PAUD, SD, SMP, hingga SMA.

“Saya juga minta agar buku pelajaran agama Hindu yang digunakan di sekolah supaya isinya ditinjau kembali dan lebih memuat materi tentang Hindu Nusantara,” tegas  Wayan Koster yang juga merupakan mantan Anggota Badan Anggaran DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan yang telah tercatat dalam sejarah Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu, Kementerian Agama sebagai Anggota DPR RI yang berjasa mengalokasikan anggaran Dirjen Bimas Hindu dari Rp 9 miliar menjadi Rp 700 miliar, serta mendorong terciptanya Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) yang sebelumnya hanya Akademi, lalu terciptanya STAHN menjadi Institut, hingga Universitas. Dan kinerja itu dibuktikannya dengan hadirnya STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar di Bangli, termasuk di daerah Sumut, Kalteng, hingga Mataram.

Mengakhiri sambutannya,  Gubernur  Bali jebolan ITB ini kembali dengan tegas mengajak Tokoh Umat Hindu di  Bali secara betul-betul memahami dan memproteksi  Bali dengan menjaga alam, manusia, dan kebudayaan  Bali.

“Hanya kita yang punya tanggung jawab secara niskala dan skala untuk menjaga Pulau  Bali ini semua, dan matur suksma Ida Sulinggih yang setiap hari melakukan puja untuk memohon anugerah agar alam  Bali rahayu,” tutup Gubernur  Wayan Koster yang disambut tepuk tangan dan diberi ancungan jempol.

Dirjen Bimas Hindu, I Nengah Duija dalam sambutannya menyampaikan, Renstra di Dirjen Bimas Hindu saat ini capaiannya harus mampu membangun Hindu Nusantara dengan memberikan solusi atas adanya

persoalan peningkatan kualitas SDM hingga masalah kualitas pembelajaran dan pengajaran, yang salah satunya berkaitan dengan persoalan buku ajaran, kurikulum, penempatan dan profesionalitas guru.

Dalam mewujudkan Hindu Nusantara, Nengah Duija menegaskan, agama Hindu tidak boleh lepas dari budaya. Jadi kalau ada yang mengatakan agama tidak relevan dengan budaya, maka itu salah besar.

Sehingga kita berharap Hindu yang berkembang di Jawa, dia mesti berpijak pada nilai-nilai Jawa, Toraja harus berkiblat pada Toraja, Hindu Keharingan harus berkiblat pada Keharingan, karena itu budaya mereka.

“Bali apalagi, Hindu di  Bali harus berkiblat pada  Bali, kalau tidak kita menghianati cita-citanya Bung Karno, yang ditegaskannya bahwa kalau ingin menjadi orang Hindu, tidak harus menjadi orang Hindia,” ujar Dirjen Bimas Hindu yang disambut positif.

Di akhir sambutannya, Dirjen Nengah Duija menyatakan jangan terlalu membanggakan apa (budaya luar, red) yang datang dari luar, kita harus tumbuh menjadi umat yang bertopang pada nilai-nilai sosial budaya yang ada di  Bali pada khususnya.

Sehingga saya ingin  Bali ini mewali taksunya, dan semua pergerakan-pergerakan komunitas agama yang tujuannya sama, mari kita bersama-sama menghilangkan semua perbedaan itu menjadi satu dengan menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur kita yang ada di  Bali.

 

 

 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Gubernur Bali Wayan Koster Ajak Tokoh Umat Hindu di Bali Solid Jaga Alam, Manusia dan Budaya Bali, https://bali.tribunnews.com/2022/10/03/gubernur-bali-wayan-koster-ajak-tokoh-umat-hindu-di-bali-solid-jaga-alam-manusia-dan-budaya-bali?page=all.


  • 08 Oktober 2022
  • Oleh: PDI Perjuangan Bali
  • Dibaca: 619 Pengunjung

Berita Terkait Lainnya