Gubernur Bali Buka Rakernas Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) ke 1 dan HUT GPEI ke 60 Tahun
Gubernur Bali Wayan Koster secara resmi membuka acara Rakernas Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) ke 1 Tahun 2021 dan HUT GPEI ke 60 tahun, bertempat di Discovery Kartika Plaza Hotel Bali, 26 Juni 2021. Pembukaan acara tersebut ditandai dengan pemukulan gong yang didampingi Ketua Umum GPEI Benny Soetrisno, Sekjen GPEI Toto Dirgantoro serta Ketua GPEI Bali Panudiana Khun.
Turut dihadiri sejumlah DPD GPEI dari seluruh Indonesia. Sementara dari Sumut dihadiri Ketua GPEI Sumut Drs Hendrik Sitompul MM, Wakil Ketua DPD GPEI Sumut Paskalis Sitompul, Condrad Naibaho, Job Purba dan Donsisco peranginangin.
Gubernur Bali mengakui, serta menyadari akan pentingnya ekspor, apalagi ditengah pandemi Covid-19 sejak tahun lalu menimpa Bali dan dunia, sangat mengganggu perekonomian di bali.” Saat ini saya serius memikirkan ekspor,” tegas Gubernur Koster.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Koster juga mengkritisi kebijakan impor beras dan garam yang selama ini marak terjadi. “Karena kita sebagai negara agraris, sudah sepatutnya kita tidak impor beras. Akan tetapi impor berasnya terus. Impor bawang putih juga terus. Kita sebagai negara kelautan, negara maritim, sudah sepatutnya tidak impor garam. Namun garamnya juga impor. “Bagaimana ini? Kebalik-balik kita? Udah ngak benar caranya begini,” demikian kata Gubernur Bali, Wayan Koster saat pembukaan acara tersebut.
Melihat kondisi itu, Gubernur Koster mengingatkan seluruh GPEI yang ada di Bali, bahwa Pulau Dewata ini punya garam terkenal di Kusamba, Klungkung, di Amed, Karangasem, di Tejakula, Buleleng, hingga di Jembrana. Jadi sangat luar biasa.
“Tapi garam di Bali yang begitu bagus kualitasnya, garam kita sebenarnya disenangi di luar negeri, gara-gara garam beryodium menjadikan garam Bali ngak bisa dijual di Pasar Tradisional, karena ada aturannya,” jelas Gubernur Wayan Koster seraya menyatakan kalau mau berpihak pada Indonesia yang kaya raya terhadap pertanian dan kelautannya, maka kita harus berubah secara politik.
Lebih jauh kata Gubernur Koster, 52 persen pendapatan Provinsi Bali adaah dari sektor pariwisata, namun saat ini karena pandemi virus corona turun drastis. “Tapi, saat ini saya sudah buat peta, Bali punya potensi dari pertanian, kelautan yang luar biasa. Dalam waktu dekat saya akan buat pertemuan dan mengundang seluruh eksportir untuk membahas ini,” kata Wayan.
Sebelumnya, Ketua Umum GPEI Benny Sutrisno dalam sambutannya mengatakan, Bali sangat banyak menyumbang devisa, tapi karena pandemi virus corona saat ini turun. Namun lanjut Benny, GPEI tetap melakukan hubungan dagang dengan luar negeri.
“Seperti GPEI Jatim sudah melakukan literasi ekspor, selanjutnya membuka sekolah ekspor, ini akan membuka lapangan kerja. Budaya voc juga kita hilangkan kita beralih mengolah dari alam, ayolah kita berkolaborasi,” harap Benny, agar ekspor meningkat.
Acara Rakernas GPEI yang mengambil tema “Sinergitas Pemerintah dengan dunia usaha untuk memperbaiki daya saing industri nasional di pasar Global dalam Mendongkrak Ekspor” dilanjutkan dengan dialog interaktif, dengan nara sumber dari Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementrian Perdagangan RI, Direktur Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, Dirjen Bea Cukai Kementrian Keuangan RI, Kepala Badan Karantina Pertanian Kementrian Pertanian RI.
Berita Terkait Lainnya>
Terapkan Gotong Royong Pembiayaan Aktifkan TMD, Gubernur Koster Berhasil Efisiensi Anggaran hingga Rp 30 M
21 April 2025
261Siaran TV Digital Jangkau 90 Persen Wilayah Buleleng dan Jembrana, Gubernur Koster Siap Jadikan Turyapada Tower Kawasan Wisata Dunia
21 April 2025
314Buka Pawai Budaya Serangkaian HUT ke-254 Kota Gianyar, Wagub Giri Prasta Komit Dukung Pelestarian Adat, Seni, dan Budaya
21 April 2025
364Bali Satu-satunya Provinsi di Indonesia yang Pertama Ajukan Sensus Budaya ke BPS
21 April 2025
Pidato Lengkap Megawati Saat Pembukaan Kongres IV PDIP
Paduan Suara PDI Perjuangan BALI - Juara I