Pendaftaran Kader PDI Perjuangan

Hingga Penyisihan III Lomba Cerdas Cermat Susastra Bali Tingkat SMA, Hanya 1 Sekolah yang Tampil Beda

  • 18 April 2022
  • Oleh: PDI Perjuangan Bali
  • Dibaca: 900 Pengunjung

Sudah tiga kali DPD PDI Perjuangan Bali melakukan penyisihan lomba cerdas cermat Susastra Bali, namun hanya satu SMA yang terlihat berbeda dari peserta lainnya. Siapakah SMA yang dimaksud?

Jawabannya adalah SMAN 3 Denpasar. Sekolah yang terletak di Jalan Nusa Indah ini memiliki seragam yang menjadi ciri khasnya sejak dulu. Seragam itu dikenal dengan sebutan batik Trisma. Trisma adalah singkatan dari Tri SMA, yaitu nama julukan atau sebutan lain yang ditujukan bagi SMAN 3 Denpasar.

Sejak penyisihan pertama pada tanggal 2 April 2022 hingga penyisihan ketiga tanggal 16 April kemarin, mayoritas peserta tingkat SMA menggunakan pakaian bernuansa merah, putih, dan hitam. Peserta pria kebanyakan menggunakan kemeja putih dan peserta Wanita menggunakan kebaya merah.

Padahal menurut pedoman dari panitia, peserta ditetapkan berpakaian adat madia Bali dan diperbolehkan memakai kemeja endek sekolah. Uniknya, hanya SMAN 3 Denpasar yang menggunakan baju batik.

Menurut Wayan Somada selaku guru dan pembina dari SMAN 3 Denpasar, jalannya lomba berjalan lancar. Dia mengaku bahwa persiapan materi dan mental merupakan yang terpenting. Anak didiknya juga telah mengupayakan yang terbaik, meski pada akhirnya mereka gagal lolos ke babak final setelah melalui pertarungan sengit hingga babak akhir.

“Anak-anak itu kan ingin menunjukkan identitas sekolahnya. Masing-masing sekolah memiliki identitasnya seperti endek. Kita juga punya dan sarankan pakai endek lokal yang dipakai setiap kamis, tapi anak-anak ingin memakai Batik Trisma. Harapannya dengan pengalaman ini bisa memacu anak-anak makin giat belajar dan memberikan imbas kepada adik-kakak kelasnya,” tutup guru Bahasa Bali itu.

Surya Niryana, salah satu supporter SMAN 3 Denpasar sangat senang bisa mendukung sekolahnya dan mengaku bahwa atmosfer lombanya sangat seru. Dia merasa lomba ini menarik perhatiannya untuk ikut serta tahun depan. Dirinya menjadi perwakilan ketua kelas untuk mendukung peserta lomba. “Secara pribadi merasa kecewa karena kalah, tapi sudah senang karena kakak-kakak kelas telah berusaha yang terbaik. Batik ini merupakan kebanggan Trisma sendiri dan setahu saya hanya Trisma yang memiliki identitas seperti ini,” terangnya. (BK).


  • 18 April 2022
  • Oleh: PDI Perjuangan Bali
  • Dibaca: 900 Pengunjung

Berita Terkait Lainnya