Soroti Rencana Kenaikan Pertalite dan Gas Melon, Parta Berikan Solusi
Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI, I Nyoman Parta menyoroti rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi dan gas LPG 3 kilogram (kg). Parta beikan solusi terkait hal tersebut, yaitu dengan meminta pemerintah lebih dulu menekan dan mencegah terjadinya penimbunan dan pengoplosan yang makin banyak terjadi.
“Kita minta jangan naikkan harga pertalite dan gas LPG 3 kg sampai situasi ekonomi membaik. Solusinya, lakukan 3 hal, yakni pertama, tertibkan penggunaan pertalite untuk kendaraan angkutan umum dan UMKM. Kedua, pemilik mobil mewah harus menggunakan pertamax dan ketiga, tertibkan pengoplos gas 3 kg,” kata Parta dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin (18/4).
Menurut Parta Indonesia adalah negara kesejahteraan (welfare state), karena itu negara tidak bisa melepaskan diri dari faktor subsidi. “Artinya memang harus ada hal-hal tertentu yang diberikan subsidi, terutama yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak dan memiliki dampak ekonomi dan sosial yang negara harus hadir dalam bentuk subsidi,” ujarnya.
Apalagi, kata legislator dari Dapil Bali ini, pada saat ini pandemi COVID-19 mulai melandai, namun situasi ekonomi belum banyak mengalami kemajuan terutama di kalangan akar rumput.
“Situasi belum pulih, jangan bebani masyarakat" paparnya.
Diaku Parta, memang ada kenaikan harga minyak dan gas dunia yang menyebabkan beban subsidi meningkat. Namun hal itu tidak boleh dijadikan sebagai alasan tunggal guna memutuskan rencana menaikan harga pertalite dan gas LPG 3 kg.
“Sebab jika hal itu dipaksakan tentu akan berdampak luas kepada masyarakat kelas bawah,” terangnya lagi.
Adapun dampak negatif yang timbul, sambung Parta, daya beli masyarakat makin menurun. Karena lebih dari 40% persen kelompok berpenghasilan dan pengeluaran terbawah akan terdampak luas, artinya mereka tidak lagi memiliki kemampuan daya beli.
Selain itu, tentu tidak bisa dihindari lagi bahwa kenaikan BBM pertalite dan gas LPG 3 kg bisa menaikan angka kemiskinan semakin tinggi. Apalagi mayoritas tenaga kerja Indonesia adalah bekerja disektor informal.
“Pelaku UMKM dalam berproduksi menggunakan gas LPG 3 kg akan terdampak sangat dalam terlebih persoalan minyak goreng belum tuntas,” paparnya.
Makanya, lanjut Parta, jika UMKM ditimpa lagi dengan kenaikan Petralite dan gas LPG 3 kg dikhawatirkan pelaku UMKM tidak akan kuat menangung biaya produksi.
“Jangan sampai UMKM ini mengalami kebangkrutan lagi, Sehingga akan banyak terjadi pengangguran,” pungkasnya.
Berita Terkait Lainnya>
Anom Gumanti Hadiri Pembahasan Hasil Evaluasi Raperda RTRW Badung 2025-2045
23 April 2025
275Dikunjungi Wawali Arya Wibawa, Pasar Murah Bersubsidi Dipastikan Geliatkan Ekonomi di Banjar Kertasari
23 April 2025
328Pimpin Upacara HUT Gianyar, Gubernur Koster Ajak Masyarakat Sukseskan Pembangunan Bali
23 April 2025
322Wayan Koster Torehkan Tinta Pengabdian di Pura Kawitan Kayuselem Songan
23 April 2025
Pidato Lengkap Megawati Saat Pembukaan Kongres IV PDIP
Paduan Suara PDI Perjuangan BALI - Juara I