Wagub Cok Ace Hadiri Rapat Koordinasi Persiapan Pembukaan Pariwisata Bali Bersama Menparekraf
Wakil Gubernur Bali Prof. Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati didampingi Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa dan stakeholder terkait menghadiri rapat koordinasi persiapan pembukaan pariwisata Bali, bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Salahudin Uno, di Politeknik Pariwisata Bali-Badung, Jumat (11/6). Rapat tersebut dilaksanakan mengingat sejak dua bulan terakhir kasus Covid-19 di Bali telah mengalami penurunan hingga masuk dalam kategori melandai. Jumlah kesembuhan pasien covid-19 yang lebih tinggi daripada tertular mendapat apresiasi dari Presiden RI Joko Widodo. Per tanggal 11 Juni 2021, kasus covid-19 yang masih dalam perawatan tercatat sebanyak 423 orang atau 0,89%.
Kondisi tersebut memberi angin segar bagi harapan akan dibukanya pintu kedatangan bagi wisatawan mancanegara. Sesuai arahan Presiden RI bahwa rencana dibukanya pariwisata mancanegara di Bali pada bulan Juli mendatang tergantung pada tingkat kasus dan kondisi di Bali. Hal ini disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno dalam wawancaranya sesaat setelah mengikuti rapat koordinasi tersebut.
Wagub Cok Ace mengatakan pihaknya (dalam hal ini pemerintah, pelaku pariwisata dan masyarakat) selalu siap dengan penerapan protokol kesehatan. Sebagian besar masyarakat Bali sadar akan bahaya virus Corona yang serta merta apabila tidak ditangani dengan cepat akan menyebabkan nyawa melayang sia-sia. Selain itu, kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin menunjukkan penurunan angka kasus Covid-19.
Dengan membidik satu situasi yang sangat strategis di tengah pandemi dan kesulitan ekonomi, pemerintah pusat dan pemerintah daerah terus melakukan penyiapan Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia, sehingga bisa dalam waktu dekat memiliki prakondisi yang tepat untuk membuka diri bagi pariwisata mancanegara. Prakondisi - prakondisi yang disampaikan sebelumnya yakni seperti pengendalian kasus Covid-19 melalui penerapan protokol kesehatan yang ketat dan vaksinasi massal serta penyiapan “travel corridor arrangement”.
Rapat koordinasi persiapan pembukaan pariwisata Bali merupakan awal dari penyiapan tahap akhir yang kemudian akan dilanjutkan dengan peninjauan tiga (3) zona yang saat ini disebut “SUN” yakni Sanur, Ubud dan Nusa dua.
Nusadua menjadi lebih prioritas karena merupakan pintu masuk bagi kedatangan wisatawan. Saat ini angka penambahan kasus Covid-19 di Bali menembus diangka 2 digit sehingga penularan kasus dapat ditekan dan target vaksinasi bisa diselesaikan.
Kesiapan Bali untuk membuka diri sudah terlihat dengan persentase 85-90% yang bergerak terus. Semua ini tergantung dari keseriusan semua pihak dalam menghadirkan prakondisi, sehingga capaian penurunan kasus covid-19 di Bali mendapat apresiasi dari pusat.
“Persiapan pembukaan pariwisata merupakan awal dari tahap akhir persiapan kita secara komprehensif yang dilakukan sejak beberapa bulan terakhir. Arahan Presiden RI bahwa membidik situasi yang strategis ditengah pandemi, menyiapkan Bali sebagai icon pariwisata di Indonesia yang gerak cepat, gerak bersama dan gasfull, dengan menunjukkan kerja keras, kerja cerdas dan kerja cepat. Sehingga dengan bergandengan tangan bersama maka kita akan mewujudkan revitalisasi sebagai destinasi terbaik di dunia, dan didukung vaksinasi yang dilakukan dengan sangat kolosal. Hal ini adalah kunci dari sebuah keberhasilan kita untuk memenuhi prakondisi untuk Bali bangkit, Bali pulih,” tegas Menparekraf RI Sandiaga Uno.
Grand desain pengelolaan zona prioritas dan rute aman di Bali tentunya akan ditinjau menjadi pertimbangan karakteristik dan kegiatan di Bali, dengan tujuan menghasilkan output yang merekomendasi secara teknis yang dimulai dengan kegiatan work from Bali.
Konsep Indonesia ataupun luar negeri bahwa mereka yang datang ke Indonesia termasuk Bali adalah mereka wisatawan baik yang sudah di vaksin ataupun belum. Namu saat mereka memasuki pintu kedatangan bandara Ngurah Rai maka mereka wajib mengikuti SOP yang diberlakukan di bandara Internasional Ngurah Rai yakni langkah pertama adalah melakukan PCR, pengaturan cek point, penguatan pengetatan prokes (jika ada karyawan tanpa masker) maka pemberian sanksi yang lebih kuat kepada institusi yang melanggar bukan kepada personal. Sebagai garda terdepan saat wisatawan turun dari pesawat adalah Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) mulai dari pengisian kelengkapan register tentang perlindungan diri, semua dokumen langsung bisa diketahui.
Setelah di KKP menerima kelengkapan administrasi, maka mereka akan di cek suhu (di bawah 37,3 lanjut swab), kemudian akan dilanjutkan ke imigrasi kelengkapan administrasi, kemudian mengambil bagasi, lalu menuju bea cukai untuk mengambil barang dan keluar ke pintu bandara dan dijemput taksi yang sudah CHSE.
Perbedaan hotel bagi wisatawan yang sudah memiliki sertifikat vaksinasi maka mereka boleh beraktivitas di hotel (kolam renang, makan di restoran hotel) setelah 6 jam di swab selama lima (5) hari karantina. Sedangkan bagi wisatawan yang belum di vaksinasi wajib dikarantina selama lima (5) hari di kamar hotel yang sudah ditunjuk. Sedangkan bagi wisatawan yang hasil swabnya positif (+) maka mereka akan dirujuk ke rumah sakit rujukan. Namun jika negative (-) maka mereka akan diijinkan untuk keluar melakukan perjalanan dan berlibur di Bali.
Berita Terkait Lainnya>
Terapkan Gotong Royong Pembiayaan Aktifkan TMD, Gubernur Koster Berhasil Efisiensi Anggaran hingga Rp 30 M
21 April 2025
260Siaran TV Digital Jangkau 90 Persen Wilayah Buleleng dan Jembrana, Gubernur Koster Siap Jadikan Turyapada Tower Kawasan Wisata Dunia
21 April 2025
312Buka Pawai Budaya Serangkaian HUT ke-254 Kota Gianyar, Wagub Giri Prasta Komit Dukung Pelestarian Adat, Seni, dan Budaya
21 April 2025
363Bali Satu-satunya Provinsi di Indonesia yang Pertama Ajukan Sensus Budaya ke BPS
21 April 2025
Pidato Lengkap Megawati Saat Pembukaan Kongres IV PDIP
Paduan Suara PDI Perjuangan BALI - Juara I