Weekly Press Briefing Kemenparekraf, Gubernur Bali Paparkan Kenaikan Kasus Covid-19
Gubernur Bali Wayan Koster memaparkan bahwa kenaikan kasus Covid-19 di Bali cenderung flat dalam sepekan terakhir. Hal itu disampaikan ketika Gubernur Koster hadir sebagai narasumber pada Weekly Press Briefing oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI. Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Menteri Parekraf RI Sandiaga Uno yang diikuti secara virtual melalui ruang video confrence dari kediaman Gubernur Bali, Jayasabha, Denpasar, Pada Senin, 28 Juni 2021.
Gubernur Koster memaparkan data kenaikan kasus positif di Bali "tidak terlalu signifikan." Menurut laporan yang dibacakannya, terdapat 1.408 kasus aktif dengan 400 pasien di antaranya dirawat di rumah sakit. Sisanya melakukan isolasi mandiri secara terpusat atau di rumah masing-masing karena hanya mengalami gejala ringan maupun tanpa gejala. "Yang meninggal sangat landai, di bawah lima orang per hari. Kasus harian 150 – 250. Mudah-mudahan bisa dikoordinasikan dengan cepat," terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Koster juga membantah isu yang beredar bahwa adanya kenaikan kasus positif Covid-19 di Bali disebabkan karena adanya program Work From Bali (WFB) yang digagas Pemerintah Pusat. "Itu tidak ada kaitannya sama sekali (dengan WFB). Kasus Covid-19 ini naik karena adanya peningkatan aktivitas masyarakat, karena di Bali situasinya sudah seperti normal jadi mungkin mereka lalai. Karena itu kita akan lebih perketat pelaksanaan protokol kesehatan," jelasnya.
Ia menambahkan, rata-rata mereka yang mengikuti WFB menetap di kawasan seperti Nusa Dua, dan lebih banyak berada di hotel atau di sekitar tempat menginap. "Yang banyak terkena itu di daerah Denpasar, Buleleng, dan Karangasem. Kita sedang maksimalkan vaksinasi di sana. Untuk Denpasar sudah 90 persen, sedangkan di Badung sudah hampir 100 persen," tambahnya.
Menguatkan pernyataan Gubernur, Menparekraf Sandiaga Uno turut mengkonfirmasi bahwa lonjakan kasus Covid di Bali beberapa hari ini, tidak ada kaitannya dan bukan disebablan oleh pelaksanaan program Work From Bali (WFB). Tidak ada kasus yang valid yang menunjukan Program yang bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bali yang terpuruk sebagai dampak pandemi Covid - 19, menjadi biang peningkatan kasus pandemi. Lebih jauh Ia memperkenalkan program Wisata Vaksin yang akan digelar untuk Bali, menuju dibukanya gerbang sektor pariwisata Bali untuk wisatawan mancanegara pada akhir bulan Juli ini. Ia pun berjanji akan segera menggelar rapat koordinasi final terkait kepastian dibukanya pariwisata Bali.
Menurut Sandi, berdasarkan laporan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Bali, dominasi lonjakan kasus dipicu transmisi lokal, hampir mencapai 84 persen. Meski begitu, dia tak ingin berpaling dari angka kenaikan kasus, dan terus memperkuat WFB.
"Beberapa hari terakhir kami koordinasi sama pak Gubernur (Bali), kami klarifikasi program Work from Bali bukan jadi pemicu peningkatan kasus. Kita akan evaluasi program WFB, tapi kami berterimakasih pada wisawatan domestik, angkanya stabil delapan ribu (penumpang) menurut laporan Bandara Ngurah Rai. Kami ingin program ini dilakukan dengan tingkat protokol kesehatan ketat dan disiplin, dengan vaksinasi dan testing," jelas Sandi.
"Sesuai Surat Edaran Mendagri, Work from Bali akan dimodifikasi untuk landaikan Covid-19. Kita akan gencarkan program CHSE, sesuai perintah pak Gubernur bahwa dana hibah pariwisata dan percepatan program yang bisa menyentuh masyarakat yang betul-betul membutuhkan," tambahnya.
Senada dengan Sandiaga Uno, Gubernur Wayan Koster pun berharap program WFB tersebut tetap dilaksanakan dengan beberapa evaluasi, karena diyakini dapat mendukung perekonomian Bali. Selanjutnya Gubernur Asal Desa Sembiran Buleleng ini pun kembali memperjuangkan dibukanya pariwisata Bali tetap sesuai kesepakatan rapat bersama Presiden RI, yang direncanakan pada akhir Bulan Juli 2021.
Sebelumnya, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi Bali, Gede Pramana, juga sudah membantah kabar yang mengatakan bahwa kebijakan WFB jadi pemicu kenaikan kasus positif Covid-19 di Pulau Dewata. Gede mengatakan, semua yang berkunjung ke Bali telah memenuhi persyaratan perjalanan, termasuk membawa surat keterangan hasil negatif rapid test antigen/PCR atau GeNose C19, dan menerapkan protokol kesehatan. "Melonjaknya kasus Covid-19 tidak hanya terjadi di Bali, tapi juga di berbagai daerah lain di Indonesia. Jadi, tidak tepat menyebut kebijakan WFB sebagai pemicunya," terangnya senada dengan Gubernur Bali.
Berita Terkait Lainnya>
Terapkan Gotong Royong Pembiayaan Aktifkan TMD, Gubernur Koster Berhasil Efisiensi Anggaran hingga Rp 30 M
21 April 2025
264Siaran TV Digital Jangkau 90 Persen Wilayah Buleleng dan Jembrana, Gubernur Koster Siap Jadikan Turyapada Tower Kawasan Wisata Dunia
21 April 2025
318Buka Pawai Budaya Serangkaian HUT ke-254 Kota Gianyar, Wagub Giri Prasta Komit Dukung Pelestarian Adat, Seni, dan Budaya
21 April 2025
366Bali Satu-satunya Provinsi di Indonesia yang Pertama Ajukan Sensus Budaya ke BPS
21 April 2025
Pidato Lengkap Megawati Saat Pembukaan Kongres IV PDIP
Paduan Suara PDI Perjuangan BALI - Juara I