Hadirkan Wayan Koster, Pemuda Katolik Denpasar dan Kelompok Cipayung Bali Bedah “Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali”
Pemuda Katolik Komisariat Cabang Denpasar dan Kelompok Cipayung Bali membedah Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali menghadirkan Wayan Koster yang merupakan Gubernur Bali periode 2018-2023 sebagai keynote speaker di Istana Taman Jepun, Denpasar, Rabu (3/7).
Diskusi yang diinisiasi Pemuda Katolik Komisariat Denpasar dan dipandu Penasihat Pemuda Katolik Dr Agus Dei Segu ini berlangsung hangat dihadiri para panelis, ratusan pemuda dan mahasiswa seperti Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Indonesia, dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI).
Dalam diskusi tersebut Wayan Koster sebagai pembicara utama memaparkan secara mendalam ide dan gagasan dalam Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, sebuah visi yang ia gagas dan pakai ketika menjabat sebagai Gubernur Bali periode 2018-2023. Dan 5 orang Panelis (penanggap) dalam diskusi tersebut di antaranya Ketua GMNI cabang Denpasar, Ketua PMKRI cabang Denpasar, Ketua HMI Cabang Denpasar, pengurus pemuda Katolik Denpasar, dan Akademisi Universitas Udayana.
Ketua Pemuda Katolik Komisariat Cabang Denpasar, Rikardus A. B. Dappa saat sambutan menyampaikan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali merupakan langkah penting dalam menjaga dan memelihara kesucian serta keharmonisan alam Bali dalam segala aspek. “Visi yang mengintegrasikan aspek spiritual, budaya, dan kesejahteraan masyarakat Bali. Sebagai generasi muda, kita memiliki tanggung jawab besar untuk mendukung dan mengawal visi ini,” ungkap Rikardus.
Lebih lanjut ia mengatakan semua pihak perlu berpartisipasi dalam menjaga warisan budaya dan alam Bali agar tetap lestari dan berkelanjutan. “Saya berharap diskusi ini dapat menjadi wadah bagi kita untuk berbagi pandangan, gagasan, ide, dan solusi yang konstruktif yang bisa membantu implementasi visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali ke depannya, untuk bali yang lebih baik,” pungkas Riki panggilan akrabnya.
Saat memulai pemaparanya, Wayan Koster mengatakan bahwa selama ini pembangunan Bali tidak didasari pada alam, manusia dan kebudayaan Bali, namun malah cenderung mengawang-ngawang dan tidak jelas dasar visinya dari mana.
Lebih lanjut, dia menyampaikan saat dirinya menjabat sebagai gubernur ia hanya ingin mengembalikan penyelenggaraan pembangunan Bali yang berdasarkan pada spirit alam, manusia dan kebudayaan Bali, yang kemudian dirumuskan dalam Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. “Jadi saya mengambil spirit kekuatan alam, manusia, dan kebudayaan Bali untuk membangun Bali,” tegasnya.
Menurut Wayan Koster keluhuran budaya di Bali harus dijaga dengan konsisten dan komitmen yang kuat. Ia mengatakan kalau budaya Bali habis dan tidak terjaga dengan baik maka Bali tinggal nama. “Maka tidak akan ada lagi pembeda antara Bali dengan daerah lain. Kalau alamnya indah di luar provinsi lain juga ada. Kalau nyari lebih bersih juga di luar Bali juga banyak. Yang membedakan hanya budaya,” terangnya.
Agar budaya Bali tidak tergerus, Koster mengatakan bahwa pembangunan di Bali harus betul-betul berakar pada alam, manusia dan kebudayaan Bali. Bukan malah cenderung teknokratis. Hal tersebutlah yang coba ia lakukan selama 5 tahun terakhir ketika menjabat sebagai Gubernur Bali.
Dalam konteks untuk menjaga alam, dirinya misalnya telah menerbitkan peraturan yang membatasi penggunaan sampah plastik sekali pakai, lalu perlindungan danau, sumber air, dan laut, dan perlindungan tanaman khas Bali.
Sementara dalam konteks manusia, dirinya membangun lebih banyak sekolah di setiap tingkatan guna menaikan partisipasi atau akses masyarakat terhadap sekolah. Disamping itu juga dari segi kesehatan dilakukan peningkatan kualitas layanan dan tenaga kesehatan.
Lalu dalam konteks budaya, dirinya telah menerbitkan Perda Bali nomor 4 tahun 2019 tentang Desa Adat. Perda ini katanya, akan memperkuat desa adat sebagai benteng yang menjaga seni, budaya dan kearifan lokal Bali. “Dengan Nangun Sat Kerthi Loka Bali ini saya ingin membangun Bali secara fundamental dan komprehensif yang berkaitan dengan alam, manusia dan budaya,” tandasnya.
Selain itu, salah satu panelis dalam diskusi tersebut Ketua PMKRI Denpasar Cinly Yudia mengatakan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali adalah sebuah terobosan intelektual yang dilahirkan oleh pemimpin yang visioner. Menurutnya Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang digagas oleh Wayan Koster tersebut ini sejalan dengan ajaran sosial Gereja Katolik sebut saja misalnya dalam konteks menjaga alam.
Ia menyampaikan Paus Fransiskus menerbitkan sebuah ensiklik berjudul Laudato Si, ensiklik ini memuat pandangan dan seruan Paus Fransiskus tentang pentingnya mengatasi perubahan iklim dan melindungi lingkungan hidup. Kerusakan yang terus-menerus dilakukan oleh manusia terhadap lingkungan sebagai satu tanda kecil dari krisis etika, budaya, dan spiritual modernitas. “Bumi, rumah kita, semakin menyerupai tumpukan sampah. Di berbagai wilayah bumi, daerah yang semula cantik telah tertutupi dengan sampah,” tutupnya.
Berita Terkait Lainnya>
Giri Prasta Ajak Pegawai Pemkab Badung Perkuat Sinergi dan Semangat Kerja
28 November 2024
264Walikota Jaya Negara Resmi Tutup Parade Gong Kebyar Wanita dan Anak-Anak 2024
28 November 2024
313Manfaatkan Masa Tenang Pilkada 2024, Koster Ajak Keluarga Sembahyang ke Sejumlah Pura di Bali
28 November 2024
363Wayan Koster: “Astungkara” Menang Demi Keutuhan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali
28 November 2024
Pidato Lengkap Megawati Saat Pembukaan Kongres IV PDIP
Paduan Suara PDI Perjuangan BALI - Juara I