Pengamat Nilai Jaya-Wibawa Lebih Kaya Data di Debat Perdana
Debat perdana Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Denpasar telah digelar pada sabtu malam (19/10). I Gusti Ngurah Jaya Negara-I Kadek Agus Arya Wibawa (Jaya-Wibawa) berbagi gagasan terkait dinamika dan tantangan Kota Denpasar menuju smart city.
Pengamat politik dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, I Nyoman Subanda, menilai penampilan duet Jaya-Wibawa dalam debat perdana lebih kaya data dibandingkan Abdi. Menurutnya, visi-misi dan program kerja paslon petahana lebih konkret lantaran lebih menguasai persoalan saat menjabat pada periode sebelumnya. "Sebenarnya semuanya bagus, visi maupun misinya. Tapi paslon nomor 2 incumbent lebih konkret dan berdasarkan data. Jadi, mereka sudah tahu masalah dan solusinya," ujar Subanda, Minggu (20/10).
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Undiknas itu menilai duet Abdi lebih menekankan keselarasan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Menurut Subanda, paslon nomor urut 1 itu belum bisa menjelaskan solusi konkret terkait permasalahan yang dibahas saat debat. Subanda mencontohkan saat membahas kemacetan di Denpasar. "Ketika ditanya solusinya, sebenarnya yang newcomer (duet Abdi) itu nggak punya solusi," bebernya.
Duet Abdi, dia melanjutkan, kerap memberikan pertanyaan dan permasalahan-permasalahan yang terkesan menyerang paslon Jaya-Wibawa. Meski begitu, Subanda menilai Adi Susanto dapat menjawab pertanyaan dari panelis maupun rival mereka dengan tertata dan realistis. "Walaupun ditanya dia cenderung menyerang. Contoh kenapa sampah kerja sama dengan pihak ketiga, tidak diteliti dulu," imbuh Subanda.
Secara umum, Subanda menyebut kedua paslon sudah mengetahui permasalahan di Denpasar, mulai dari transportasi hingga penanganan sampah. Untuk diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Denpasar kembali akan menggelar debat kedua Pilwalkot Denpasar pada 6 November mendatang. Jaya Negara mengungkapkan dirinya tegang saat debat perdana Pilwalkot Denpasar 2024. Bahkan, dia mengaku cukup berhati-hati saat mendapat giliran berbicara.
Jaya Negara menyebut dirinya dituntut untuk menunjukkan data-data saat berdebat. Terlebih dengan statusnya sebagai sebagai paslon petahana. "Kami sedikit hati-hati ngomongnya. Benar nggak (saat) ngomongin tentang undang-undang, tentang (isu) ini. Kalau rekam jejak digital salah, kan kami repot juga" ungkap Jaya Negara seusai debat di Hotel Prama.
Berita Terkait Lainnya>
Terapkan Gotong Royong Pembiayaan Aktifkan TMD, Gubernur Koster Berhasil Efisiensi Anggaran hingga Rp 30 M
21 April 2025
264Siaran TV Digital Jangkau 90 Persen Wilayah Buleleng dan Jembrana, Gubernur Koster Siap Jadikan Turyapada Tower Kawasan Wisata Dunia
21 April 2025
317Buka Pawai Budaya Serangkaian HUT ke-254 Kota Gianyar, Wagub Giri Prasta Komit Dukung Pelestarian Adat, Seni, dan Budaya
21 April 2025
366Bali Satu-satunya Provinsi di Indonesia yang Pertama Ajukan Sensus Budaya ke BPS
21 April 2025
Pidato Lengkap Megawati Saat Pembukaan Kongres IV PDIP
Paduan Suara PDI Perjuangan BALI - Juara I