Pendaftaran Kader PDI Perjuangan

Menteri Bintang: Mari Bersinergi Hapuskan Kejahatan Online Pada Perempuan dan Anak

  • 12 Agustus 2021
  • Oleh: PDI Perjuangan Bali
  • Dibaca: 853 Pengunjung

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga menegaskan hingga saat ini, masih terjadi ketimpangan yang mengakibatkan perempuan dan anak menjadi sangat rentan terhadap kekerasan, diskriminasi, dan berbagai perlakuan salah lainnya.

“Seperti kita ketahui bersama, saat ini kita hidup pada industri 4.0, di mana penguasaan teknologi menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan kita semua. Namun hal ini justru bisa menjadi masalah baru bagi kita semua. Kemajuan dunia digital yang luar biasa ini sayangnya tidak dibarengi dengan literasi digital yang mumpuni bagi perempuan dan anak. Permasalahannya kembali kepada ketidaksetaraan, dimana perempuan dan anak memiliki akses yang lebih sedikit untuk dapat meningkatkan literasi digital dan melindungi diri mereka sendiri di internet,” ujar Menteri Bintang saat menjadi keynote speaker sekaligus membuka Webinar Nasional yang diselenggarakan Universitas Kristen Indonesia bersama Pakatuan dengan tema ‘Waspadai Kejahatan Seksual Online: Lindungi Perempuan dan Anak’, Selasa (10/8).

Menteri Bintang menjelaskan kekerasan seksual online secara skala dampaknya akan menjadi lebih luas. Beberapa bentuk kekerasan seksual online yang sering dilaporkan, diantaranya adalah pelecehan online (cyber harassment), memperdaya (cyber-grooming), penyebaran konten intim non-konsensual (malicious distribution), hingga eksploitasi seksual secara online.

“Untuk mengatasi hal tersebut, kami tentunya tidak dapat bekerja sendirian. Kekerasan seksual online nyatanya menjadi tantangan tersendiri karena pelaku dapat berlindung di balik anonimitas dalam dunia digital sehingga menjadi sulit ditemukan. Pelaku dan korban juga dapat berada di belahan dunia yang berbeda, sehingga kekerasan yang tadinya berbatas fisik dan waktu, kini menjadi tidak terbatas lagi. Berbagai upaya juga harus didasarkan oleh kerja bersama antar sektor, baik dari pemerintah, sektor swasta, dan penyedia layanan teknologi dan telekomunikasi, media, penegak hukum, akademisi, dan seluruh masyarakat. Tidak hanya itu, sinergi yang dilakukan juga tidak cukup berhenti pada tingkat nasional, tetapi juga internasional,” ujar Menteri Bintang.

Menteri Bintang mewakili seluruh jajaran Kemen PPPA meminta dukungan kepada seluruh pihak yang hadir untuk turut memperkuat perjuangan menghentikan kekerasan seksual online ini. “Segera laporkan jika mengetahui adanya kekerasan ini terjadi di sekitar kita, salah satunya melalui layanan contact center yang disediakan Kemen PPPA yaitu Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129,” imbuhnya.

“Marilah kita bersama-sama bergandeng tangan, menatap satu tujuan, yaitu dunia yang aman bagi perempuan dan anak, dimana pun mereka berada, baik di dalam ruang fisik maupun digital. Bersama-sama, kita buka akses yang seluas-luasnya bagi perempuan dan anak untuk dapat melek digital, sekaligus mendapatkan literasi digital yang mumpuni, sehingga mereka dapat melindungi diri di masa kini maupun masa depan,” ajak Menteri Bintang.

Sementara itu, berbagai data dan fakta telah menggambarkan betapa seriusnya situasi Indonesia terkait dengan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) Tahun 2016 menunjukkan 1 dari 3 perempuan usia 15-64 tahun pernah mengalami kekerasan fisik dan/atau kekerasan seksual oleh pasangan dan selain pasangan selama hidupnya. Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) Tahun 2018 juga menunjukkan 2 dari 3 remaja laki-laki ataupun perempuan pernah mengalami kekerasan fisik, emosional maupun seksual sepanjang hidupnya (SNPHAR, 2018).


  • 12 Agustus 2021
  • Oleh: PDI Perjuangan Bali
  • Dibaca: 853 Pengunjung

Berita Terkait Lainnya